November 2015 | Last But Not Least

Minggu, 15 November 2015

Sikap “Menyalahkan” yang Menjadi Dasar Moral Warga Negara terhadap Pemerintahan Negaranya

(Warga Negara dan Negara)

Seorang Warga Negara Indonesia (WNI) adalah orang yang diakui oleh UU sebagai warga negara Republik Indonesia. Kepada orang ini adakan diberikan Kartu Tanda Penduduk, berdasarkan Kabupaten atau (khusus DKI Jakarta) Provinsi, tempat ia terdaftar sebagai penduduk/warga. Kepada orang ini akan diberikan nomor identitas yang unik (Nomor Induk Kependudukan, NIK) apabila ia telah berusia 17 tahun dan mencatatkan diri di kantor pemerintahan. Paspor diberikan oleh negara kepada warga negaranya sebagai bukti identitas yang bersangkutan dalam tata hukum internasional. (Wikipedia.org)
Seorang Warga Negara adalah seseorang yang tinggal di sebuah negara dan mempunyai kewajiban untuk mengurus dan bertanggung jawab terhadap keberlangsungan sistem tatanan kenegaraan seperti menjalankan hukum yang berlaku. Dalam sebuah negara tidak hanya terdapat sedikit warga negara sehingga harus diberlakukanlah sebuah hukum yang mengatur kelangsungan hidup warga negara terhadap sesama warga negara dan terhadap negaranya agar terciptanya keamanan dan kesejahteraan.
Banjir di Kecamatan Dayeuh Kolot, Kabupaten Bandung
Pemerintahan mempunyai tugas untuk mewujudkan tujuan negara yang dibuat, tetapi warga negara juga berperan penting dalam rangka mencapai atau mewujudkan tujuan negara karena warga negara juga mempunyai tanggung jawab terhadap negaranya. Seperti contoh hal kecil yaitu banjir, warga negara biasanya cenderung mempermasalahkan tentang bencana banjir untuk mencegah dan menanggulanginya yaitu sepenuhnya tugas pihak pemerintahan tetapi warga negara mempunyai peran penting dalam pencegahan terhadap terjadinya bencana banjir yaitu dengan cara membuang sampah pada tempatnya, mengadakan kerja bakti rutin unntuk membersihkan selokan-selokan agar tidak mampet, bersikap peduli terhadap lingkungan dapat menjadi faktor-faktor yang sedikitnya dapat mencegah banjir daripada “menyalahkan” tugasnya kepada pemerintahan negara.
Tetapi sikap “menyalahkan” pemerintahan negara oleh warga negara juga harus dimiliki ketika kinerja seorang atau beberapa orang anggota pemerintahan yang kerjanya tidak transparan. Anggota pemerintahan harus dicurigai apabila kerjanya tidak transparan karena kita tidak sepenuhnya mengetahui apa yang dia kerjakan, apakah dia benar-benar terlalu serius mengerjakan pekerjaannya atau sebaliknya apakah dia tidak mengerjakan pekerjaannya dengan baik. Kinerja seseorang atau beberapa orang anggota pemerintahan yang seperti itu bisa saja dapat menyebabkan yang terjadinya korupsi.
Sikap “menyalahkan” bisa saja menjadi hal yang positif dan di sisi lain juga bisa menjadi hal yang negatif tergantung seorang warga negara menanggapinya. Seorang warga negara harus bisa membuat harum nama negaranya yaitu seperti memenangkan kejuaraan-kejuaraan atau olimpiade-olimpiade yang diselenggarakan mewakili negara dapat membuktikan ke negara lain bahwa negaranya mampu bersaing dalam kancah internasional. Warga negara yang baik yaitu warga negara yang berhasil dalam menjalankan perannya masing-masing dalam setiap bidang yang ditekuni. Warga negara harus selalu tanggap dalam mengatasi masalah kehidupan bermasyarakat, harus selalu respon terhadap kuputusan-keputusan pemerintah dan selalu peduli terhadap negaranya sendiri.

Sumber referensi:
https://id.wikipedia.org/wiki/Warga_Negara_Indonesia

Jumat, 13 November 2015

Pemuda sebagai Generasi Penerus dan Pelurus Bangsa dalam Pentingnya Sosialisasi

(Pemuda dan Sosialisasi)

Pemuda sebagai Generasi Penerus dan Pelurus Bangsa dalam Hal Sosialisasi
“Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role theory). Karena dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh individu”. (Wikipedia.org)
Pemuda merupakan ujung tombak dari sebuah bangsa, kaena pemuda merupakan penggerak sekaligus penggebrak bagi masyarakat. Pemuda diidentikkan dengan generasi penerus bangsa, tetapi alangkah baiknya jika kita sebut pemuda adalah generasi penerus bangsa sekaligus pelurus bangsa. Pelurus bangsa yang dimaksud yaitu meluruskan dari hal-hal yang berbau negatif yang telah dilakukan pemimpin-pemimpin masyarakat seperti korupsi dan lain-lain. Sosialisasi sangat penting dilakukan pemuda karena dari pengertiannya sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuahkelompok atau masyarakat. Itu berarti jika pemuda menanamkan atau mentransferkan hal negatif maka anak-anak yaitu sebagai generasi penerusnya akan melakukan hal yang negatif pula.
Berbeda dengan dulu pemuda bergerak aktif di oraganisasi masyarakat misalnya, bekerja bakti rutin, mengadakan bakti sosial. Pemuda zaman sekarang masih ada yang melakukan hal-hal seperti itu tetapi perbandingannya sangat kecil bila dibandingkan dengan yang tidak melakukannya, hal tersebut disebabkan dengan berbagai faktor yang mempengaruhinya seperti sikap apatis, sikap apatis meruapakan kecenderungan untuk menolak sesuatu dan pada saat yang bersamaan tidak mau melibatkan diri di dalamnya. Kecemasan penyebab stress juga dapat mempengaruhi sikap negatif seorang pemuda, banyak kaum muda yang mencoba mengatasi rasa cemasnya dalam bentuk “pelarian” (memburu kenikmatan lewat minuman keras, obat penenang, seks dan lainnya). Pada awalnya yang menyebabkan kaum muda memburu kenikmatan lewat minuman keras, obat penenang, seks hanya dalam konteks mencoba-coba saja tapi pada akhirnya dapat menyebabkan ketergantungan dan hal seperti itulah yang merusak generasi muda saat ini.
Presiden RI yang pertama yaitu Ir. Soekarno mengatakan “Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia”. Maka dari itu generasi muda harus menyadari kekuatan yang dimiliki bahwa kekuatan pemuda merupakan kekuatan terbesar sebagai generasi penerus dan pelurus bangsa. Generasi muda dapat mengembangkan potensi mereka melalui hobi atau kesenangan masing-masing. Peran orang tua juga sangat dibutuhkan, orang tua dapat mengarahkan sejak dini kemana arah yang paling tepat dan baik untuk perkembangan anak mereka contohnya jika anak menyukai musik maka ia bisa mengembangkan potensinya dengan membuat sebuah band atau mengikuti kursus bermain musik sehingga potensi anak tersebut redup tanpa ada perkembangan sehingga generasi muda dapat memiliki potensi yang sangat berguna bagi nusa dan bangsa.


Sumber Referensi:
https://id.wikipedia.org/wiki/Sosialisasi


 

Last But Not Least Template by Ipietoon Cute Blog Design