TULISAN 3 | Last But Not Least

Senin, 01 Juni 2015

TULISAN 3

Sistem Ketahanan Nasional Pada Masa Orde Baru dan Reformasi
         Bangsa dan Negara Indonesia sejak proklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945 tidak lepas dari persoalan yang berkaitan dengan ketahanan nasional karena dalam perjalanan sejarahnya, Negara Kesatuan Republik Indonesia mengalami pasang surut dalam menjaga eksistensi dan kelangsungan hidup sebagai suatu bangsa dan Negara yang merdeka dan berdaulat. Indonesia adalah Negara yang bersandar pada kekuatan hukum sehingga kekuasaan dan penyelenggaraan hidup dan kenegaraan diatur oleh hukum yang berlaku.
         Kondisi kehidupan nasional menjadi salah satu kekuatan ketahanan nasiona karena adanya jaminan kekuasaan hukum bagi semua pihak yang ada. Sistem ketahanan nasional tidak lepas dari masa orde baru juga orde lama.
         Era orde lama berlalu digantikan orde baru. Orde baru yang dimotori oleh Jenderal Soeharto yang kemudian menjadi Presiden Republik Indonesia kedua.
Langkah pemerintahan Soeharto yang fokus kepada usaha pemenuhan kebutuhan pokok rakyat melalui program-program pembangunan lima tahunan, telah secara signifikan meningkatkan integrasi nasional yang semakin hari semakin kuat di antara sesama anak bangsa. Program asimiliasi dan perkawinan campuran antar suku dan etnis, termasuk di kalangan Tionghoa, telah membuka sekat-sekat perbedaan di antara berbagai komponen bangsa untuk bersatu, yang pada gilirannya dapat mempertinggi ketahanan nasional negara Indonesia. Program transmigrasi yang diperkirakan telah membaurkan puluhan juta penduduk etnis Jawa-Madura-Bali ke hampir semua komunitas di seantero nusantara juga menjadi salah satu kunci keberhasilan kepemimpinan nasional di bawah kendali Soeharto dalam menciptakan persatuan dan kesatuan bangsa dalam rangka peningkatan ketahanan nasional.
         Pada masa ini pemerintahan Orde Baru lebih mempromosikan konsep Ketahanan Nasional yang menekankan pada dimensi internal dan digunakan untuk menciptakan stabilitas negara. Sedangkan untuk kebijakan politik luar negerinya, pemerintah menerapkan soft politics dengan tujuan menciptakan keseimbangan kepentingan (balance of interest) di Asia Tenggara. Tampak pemerintah Orde Baru lebih bersifat “mengamankan” kepentingan internal melalui kebijakan luar negeri yang mendukung diplomasi sebagai resolusi damai. Dengan kebijakan politik ini, maka kekuatan militer dibangun dengan perspektif tersebut. Walapun fakta menunjukkan bahwa pada tahun 1976, pemerintahan Orde Baru berhasil membawa Timor-Timur menjadi bagian dari Indonesia, tetapi secara keseluruhan, konsentrasi pertahanan pada masa Orde Baru tetap bersifat internal.

Sistem Ketahanan Nasional Negara Indonesia dengan Negara-Negara Lain di Dunia

Ketahanan nasional dikenal juga dengan pertahanan suatu negara akan ancaman yang datang dari dalam maupun luar dari suatu negara tersebut. Sistem ketahanan Indonesia meliputi ketahanan ekonomi, politik, ideology dan sosial budaya membuat Indonesia semakin membuat ketahanan negara Indonesia semakin kuat. Ketahan nasioanl Indonesia tidak bisa lepas dari aspek politik, yang dibedakan dalam politik dalam negeri dan luar negeri. Seperti yang dijelaskan di bawah ini.
Ketahanan Pada Aspek Politik Dalam Negeri
1.      Sistem pemerintahan berdasarkan hukum, tidak berdasarkan kekuasaan yang bersifat absolut.
2.      Mekanisme politik yang memungkinkan adanya perbedaan pendapat, namun bukan perbedaan mengenai nilai dasar.
3.      Kepemimpinan nasional mampu mengakomodasikan aspirasi yang hidup dalam masyarakat. 
4.      Terjalin komunikasi politik timbak balik antara pemerintah dan masyarakat dalam rangka mencapai tujuan nasional.
Ketahanan Pada Aspek Politik Luar Negeri 
·         Hubungan luar negeri ditujukan untuk meningkatkan kerjasama internasional di berbagai bidang dalam rangka memantapkan persatuan bangsa serta keutuhan NKRI. 
·         Politik luar negeri terus dikembangkan menurut prioritas dalam rangka meningkatkan persahabatan dan kerjasama antar negara berkembang serta antara negara berkembang dengan negara maju sesuai kemampuan demi kepentingan nasional. 
·         Citra positif Indonesia perlu ditingkatkan dan diperluas melalui promosi, peningkatan diplomasi, pertukaran pelajar dan lain sebagainya. 
·         Perkembangan dunia terus diikuti dan dikaji agar terjadinya dampak negatif yang dapat mempengaruhi stabilitas nasional dapat diatasi sedari dini. 
·         Langkah bersama negara berkembang dengan negara industri maju untuk memperkecil ketimpangan dan mengurangi ketidakadilan perlu ditingkatkan melalui perjanjian perdagangan internasional. 
·         Peningkatan kualitas SDM perlu dilaksanakan dengan pembenahan sistem pendidikan, pelatihan dan penyuluhan calon diplomat secara menyeluruh agar mereka dapat menjawab tantangan tugas yang mereka hadapi. 
·         Perjuangan bangsa Indonesia yang menyangkut kepentingan nasional, seperti melindungi hak warga negara Republijk Indonesia diluar negeri perlu ditingkatkan.
Selain pertahanan dengan berbagai aspek di atas, ketahanan negara Indonesia tidak bisa lepas dari peran ABRI. ABRI yang tumbuh dari rakyat serta bersama dalam kemanunggalan dengan rakyat mene­gakkan dan mengisi kemerdekaan bangsa, menjadi inti dalam sistem ketahanan nasional bangsa indonesia. Kekaryaan Angkatan Bersenjata RI sebagai kekuatan sosial, bersama kekuatan sosial lainnya, memikul tugas dan tanggung jawab perjuangan bangsa dalam mengisi kemerdekaan dan mem­perjuangkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. Pem­binaan kemampuan ABRI sebagai kekuatan sosial diarahkan agar Angkatan Bersenjata RI dalam kemanunggalannya dengan rakyat,mampu secara aktif melaksanakan kegiatan pembangunan nasional, serta dapat meningkatkan peranannya dalam memperkokoh ketahanan nasional. Di samping itu, operasi Bakti ABRI merupakan peluang untuk menyumbangkan sesuatu yang berharga kepada masyarakat.
            Ketahanan nasional juga dilakukan negara-negara di dunia untuk mempertahankan keamanan negaranya, selain Indonesia dengan ABRI sebagai salah satu kontribusi rakyat dalam mempertahankan keamanan negara, peran rakyat jerman dikenal dengan Wehrpflicht. Kegiatan ini dapat diganti dengan kegiatan sosial yang diatur oleh peraturan pemerintah sebagai bentuk rekonsiliasi nasional. Wehrpflich tidak berlaku bagi anggota keluarga yang mengalami operasi pada zaman rezim NAZI. Pada zaman NAZI, Hitler pernah mewajibkan wajib militer bagi penduduk yang berusia 18-45 tahun meskipun menurut Perjanjian Versailles (1919), Jerman dilarang mengadakan wajib militer.
Berbeda dengan pertahanan di jerman, di Amerika Serikat terdiri atas: Marine Reserve Force, Naval Reserve Force, Air Force Reserve, US Coast Guard Reserve, US Army Reserve, dan Army National Guard. masing-masing memiliki aturan sendiri. Sejak berakhirnya perang dingin, Amerika Serikat telah mengakhiri wajib militer hingga kini. Sistem ketahanan atau bela Negara juga dilakukan di Israel sebagai peran rakyat dalam pertananan negaranya dinamakan Israel Defense Force (IDF). Latar belakang peperangan panjang dengan negara-negara Arab mengharuskan Israel memiliki kekuatan militer yang tangguh apalagi jika dibandingkan dengan luas geografis yang terbatas dan jumlah penduduknya yang sedikit.
Usaha mempertahankan negara juga dilakukan di negara-negara asia seperti India memisahkan antara militer (kekuatan utama) dalam menghadapi perang yang berada di bawah otoritas kementrian pertahanan dan Kekuatan Paramiliter yang berada di bawah otoritas Depdagri yang sekaligus menunjukkan bahwa mereka diarahkan untuk melaksanakan tugas-tugas counter-insurgency. Sistem ketahanan Philipina terdiri atas Auxiliary Reseve Units yang direkrut dari kaum sipil yang bekerja di sektor publik, dan “Citizen Armed Forced Geographic Units” (CAFGUs) yang direkrut dari penduduk sipil biasa. CAFGUs pun dibagi menjadi non-active military reserve dan kelompok paramiliter. Sedangkan di Malaysia  dikenal dengan nama Program Latihan Khidmat Negara (PLKN).
            Ketahanan nasional merupakan salah satu wadah dan bentuk keikutsertaan warga negara, seluruh sumber daya alam, sumber daya manusia dan buatan serta sarana dan prasarana dalam usaha pertahanan negara. Penyelenggaraan komponen cadangan dilaksanakan melalui pola pembentukan, pembinaan, dan penggunaan yang dilakukan secara terpusat.
            Kontribusi rakyat merupakan sedikit dari sitem ketahanan suatu negara, sistem ketahanan suatu negara sekali lagi tidak bisa lepas dari letak geografis suatu negara itu sendiri dan berbagai potensi alam yang ada pada suatu negara.

Pengaruh Aspek Ketahanan Nasional Pada Kehidupan

Berbangsa dan Bernegara

Berdasarkan rumusan pengertian ketahanan nasional

dan kondisi kehidupan nasional Indonesia sesungguhnya
ketahanan nasional merupakan gambaran dari kondisi sistem

(tata) kehidupan nasional dalam berbagai aspek pada saat

tertentu. Tiap aspek didalam tata kehidupan nasional relatif

berubah menurut waktu, ruang dan lingkungan terutama pada

aspek-aspek     dinamis     sehingga     interaksinya     menciptakan

kondisi umum yang amat sulit dipantau, karena sangat

kompleks. Dalam rangka pemahaman dan pembinaan tata

kehidupan nasional itu diperlukan penyederhanaan tertentu dari

berbagai aspek kehidupan nasional dalam bentuk model yang

merupakan hasil pemetaan dari keadaan nyata, melalui suatu

kesepakatan dari hasil analisa mendalam yang dilandasi teori

hubungan       antara       manusia      dengan       Tuhan,      dengan

manusia/masyarakat dan dengan lingkungan.

Berdasarkan pemahaman tentang hubungan tersebut

diperoleh gambaran bahwa konsepsi ketahanan nasional akan

menyangkut        hubungan antar aspek yang mendukung

kehidupan yaitu :

1. aspek yang berkaitan dengan alamiah bersifat statis meliputi

aspek geografi, kependudukan, dan sumber daya alam

2. aspek yang berkaitan dengan sosial bersifat dinamis meliputi

aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan hankam.



1. Pengaruh Aspek Ideologi

Ideologi adalah suatu sistem nilai yang merupakan

kebulatan ajaran yang memberikan motivasi. Dalam ideologi

juga terkandung konsep dasar tentang kehidupan yang dicita-

citakan oleh suatu bangsa. Keampuhan suatu ideologi

tergantung kepada rangkaian nilai yang dikandungnya yang

dapat memenuhi serta menjamin segala aspirasi hidup dan

kehidupan manusia baik sebagai perseorangan maupun

sebagai anggota masyarakat. Secara teori suatu ideologi

bersumber dari suatu aliran pikiran/falsafah       dan merupakan

pelaksanaan dari sistem falsafah itu sendiri.

Ideologi besar yang ada di dunia adalah :


a. Liberalisme

Aliran pikiran perseorangan atau individualistik. Aliran

pikiran      ini      mengajarkan      bahwa      negara      adalah

masyarakat hukum (legal society) yang disusun atas

kontrak semua orang (individu) dalam masyarakat itu

(kontrak sosial). Menurut aliran ini, kepentingan harkat

dan martabat manusia (individu) dijunjung tinggi sehingga

masyarakat tiada lebih dari jumlah para anggotanya saja

tanpa ikatan nilai tersendiri. Hak dan kebebasan orang

seorang dibatasi hanya oleh hak yang sama yang dimiliki

orang     lain     bukan     oleh     kepentingan      mastarakat

seluruhnya.

Liberalisme bertitik tolak dari hak asasi yang melekat

pada manusia sejak lahir dan tdak dapat diganggu gugat

oleh siapapun termasuk penguasa, terkecuali atas

persetujuan yang bersangkutan. Faham ini mempunyai

nilai-nilai dasar (intrinsik)      yaitu kebebasan         dan

kepentingan pribadi yang menuntut kebebasan individu

secara mutlak yaitu kebebasan mengejar kebahagiaan

hidup ditengah-tangah kekayaan materiil yang melimpah

dan dicapai dengan bebas. Faham ini juga selalu

mengaitkan aliran pikirannya dengan hak asasi manusia

yang menarik minat/daya tarik yang kuat untuk kalangan

masyarakat tertentu. Aliran ini diajarkan oleh Thomas

Hobbes, John Locke, Jean Jaques Rousseau, Herbert

Spencer dan Harold J.Laski.

b. Komunisme

Aliran pikiran teori golongan (class theory) yang diajarkan

oleh Karl Marx, Engels, Lenin. Bermula merupakan

kritikan Marx terhadap kehidupan sosial ekonomi

masyarakat pada awal revolusi industri. Aliran ini

beranggapan bahwa negara adalah susunan golongan

(kelas) untuk menindas kelas lain. Kelas atau golongan

ekonomi kuat menidas ekonomi lemah. Golongan borjuis


menindas golongan proletar (kaum buruh). Oleh karena

itu, Marx menganjurkan agar kaum buruh mengadakan

revolusi politik untuk merebut kekuasaan negara dari

kaum golongan kaya kapitalis dan borjuis agar kaum

buruh dapat ganti berkuasa dan mengatur negara. Aliran

ini erat hubungannya dengan aliran material dialiktis atau

materialistik.     Aliran     ini     juga     menonjolkan     adanya

kelas/penggolongan, pertentangan         amtar golongan,

konflik dan jalan kekerasan/revolusi dan perebutan

kekuasaan negara.

Pikiran-pikiran Karl Marx tentang sosial, ekonomi,

politik yang kemudian disistematisasikan oleh Frederick

Engels ditambah dengan pikiran Lenin terutama dalam

pengorganisasian,      dan     operasionalisasinya      menjadi

landasan dari paham komunisme. Sesuai dengan aliran

pikiran yang melandasi komunisme maka dalam upaya

merebut        kekuasaan        ataupun        mempertahankan

kekuasaannya maka komunisme akan :

1. menciptakan     situasi     konflik    untuk     mengadu

golongan-golongan tertentu serta menghalalkan

segala cara untuk mencapai tujuan

2. ajaran komunisme adalah atheis dan didasarkan

pada kebendaan (materialistis) dan tidak percaya

akan adanya Tuhan Yang Maha Esa, bahkan

agama dinyatakan sebagai racun bagi kehidupan

masyarakat.

3. Masyarakat     komunis     bercorak     internasional.

Masyarakat yang dicita-citakan komunis adalah

masyarakat komunis dunia yang tidak dibatasi

oleh kesadaran nasional. Hal ini tercermin dalam

seruan Marx yang terkenal “kaum buruh       di

seluruh       dunia      bersatulah       !”.      Komunisme

menghendaki masyarakat tanpa nasionalisme.


4. Masyarakat komunis yang dicita-citakan adalah

masyarakat tanpa kelas. Masyarakat tanpa kelas

dianggap masyarakat yang dapat memberikan

suasana hidup yang aman dan tenteram, tidak ada

pertentangan, tidak adanya hak milik pribadi atas

alat produksi dan hapusnya pembagian kerja.

Perombakan         masyarakat        hanya         dapat

dilaksanakan     melalui     jalan     revolusi.     Setelah

revolusi berhasil maka kaum proletar akan

memegang tampuk pimpinan kekuasaan negara

dan menjalankan pemerintahan secara ditaktur

mutlak (diktator proletariat).

c. Faham Agama

Ideologi bersumber pada falsafah agama yang

termuat dalam kitab suci agama. Negara       membina

kehidupan keagamaan umat dengan sifat spiritual

religius. Dalam bentuk lain negara melaksanakan

hukum/ketentuan agama dalam kehidupan dunia, negara

berdasarkan agama.



Ideologi Pancasila

Pancasila         merupakan         tatanan         nilai         yang

digali/dikristalisasikan dari nilai-nilai dasar budaya bangsa

Indonesia yang sudah sejak ratusan tahun lalu tumbuh

berkembang dalam masyarakat di Indonesia. Kelima sila

Pancasila merupakan kesatuan yang bulat dan utuh sehingga

pemahaman dan pengamalannya harus mencakup semua nilai

yang terkandung didalamnya.

Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, mengandung arti

spiritual, memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada

semua pemeluk agama dan penganut kepercayaan terhadap

Tuhan Yang Maha Esa untuk berkembang di Indonesia. Nilai

ini berfungsi sebagai kekuatan mental spiritual dan landasan

etik dalam ketahanan nasional, dengan demikian atheisme tidak


berhak hidup di bumi Indonesia dalam kerukunan dan

kedamaian hidup beragama.

Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, mengandung

nilai sama derajat, sama kewajiban dan hak, cinta-mencintai,

hormat-menghormati, keberanian membela kebenaran dan

keadilan, toleransi dan nilai gotong royong.

Sila Persatuan Indonesia, mengandung arti bahwa

pluralisme masyarakat Indonesia memiliki nilai persatuan

bangsa dan kesatuan wilayah yang merupakan faktor pengikat,

dan menjamin keutuhan nasional atas dasar Bhineka Tunggal

Ika. Nilai ini menempatkan kepentingan dan keselamatan

bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi atau golongan,

sebaliknya kepentingan pribadi dan golongan diserasikan dalam

rangka kepentingan bangsa dan negara.

Sila      Kerakyatan      Yang      Dipimpin      Oleh      Hikmat

Kebijaksanaan            Dalam           Permusyawaratan/Perwakilan,

mengandung nilai kedaulatan berada di tangan       rakyat

(demokrasi) yang dijelmakan oleh persatuan nasional yang riil

dan wajar. Nilai ini mengutamakan kepentingan negara dan

bangsa dengan tetap menghargai kepentingan pribadi dan

golongan, musyawarah untuk mufakat dan menjunjung tunggi

harkat dan martabat serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan.

Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia,

mengandung nilai sikap adil, menjaga keseimbangan antara hak

dan kewajiban, menghormati hak orang dan sikap gotong

royong,dalam       suasana       kekeluargaan,       suka       memberi

pertolongan kepada orang, suka bekerja keras dan bersama-

sama mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan

sosial.



Ketahanan Pada Aspek Ideologi

Ketahanan ideologi diartikan sebagai kondisi dinamik

kehidupan ideologi bangsa Indonesia yang berisi keuletan dan

ketangguhan yang mengandung kemampuan kekuatan nasional


dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman,

hambatan dan gangguan dari luar negeri maupun dari dalam

negeri, yang langsung maupun tidak langsung dalam rangka

menjamin kelangsungan kehidupan        ideologi bangsa dan

negara Republik Indonesia. Oleh karena itu, dibutuhkan kondisi

mental bangsa yang berlandaskan pada keyakinan akan

kebenaran ideologi Pancasila sebagai ideologi bangsa         dan

negara serta pengamalannya yang konsisten dan berlanjut.

Pancasila merupakan ideologi nasional, dasar negara,

sumber hukum dan pandangan hidup bangsa Indonesia. Oleh

karena itu, untuk mencapai ketahanan ideologi maka diperlukan

aplikasi nyata Pancasila secara murni dan konsekuen baik

objektif     maupun     subjektif.     Pelaksanaan     objektif     adalah

bagaimana pelaksanaan nilai-nilai yang terkandung dalam

ideologi tersurat atau paling tidak tersirat dalam UUD 1945 dan

segala peraturan       perundang-undangan dubawahnya, serta

segala     kegiatan     penyelenggaraan      negara.     Pelaksanaan

subjektif adalah bagaimana nilai-nilai tersebut dilaksanakan oleh

pribadi masing-masing dalam kehidupan sehari-hari secara

pribadi,     anggota          masyarakat     dan     negara.     Pancasila

mengandung sifat idealistik, realistik dan fleksibilitas sehingga

terbuka terhadap perkembangan yang terjadi sesuai realitas

perkembangan kehidupan tetapi sesuai dengan idealisme yang

terkandung didalamnya.

Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia

terdapat dalam Alinea IV Pembukaan UUD 1945, Pancasila

sebagai ideologi nasional diatur dalam Ketetapan MPR RI

No.:XVIII/MPR/1998. Pancasila sebagai pandangan hidup dan

sumber hukum diatur dalam Tap. MPRS RI No.: XX/MPRS1966

jo. Tap. MPR RI No.:IX/MPR/1976.



Pembinaan Ketahanan Ideologi

Untuk     memperkuat     ketahanan     ideologi     diperlukan

langkah pembinaan sebagai berikut :


a. Pengamalan Pancasila secara objektif dan subjektif

ditumbuhkembangkan secara konsisten

b. Pancasila      sebagai     ideologi      terbuka     perlu     teru

direlevansikan           dan          diaktualisasikan           nilai

instrumentalnya agar tetap mampu membimbing dan

mengarahkan      kehidupan       dalam      bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara, selaras dengan peradaban

dunia yang berubah dengan cepat tanpa kehilangan jati

diri sebagai bangsa Indonesia.

c. Sesanti Bhineka Tunggal Ika dan konsep Wawasan

Nusantara bersumber dari Pancasila harus terus

dikembangkan dan ditanamkan di masyarakat yang

majemuk sebagai upaya        untuk selalu menjaga

persatuan bangsa dan kesatuan wilayah serta moralitas

yang loyal utuh dan bangga terhadap bangsa dan

negara. Di samping itu perlu dituntut sikap yang wajar

dari anggota masyarakat dan pemerintah terhadap

adanya keanekaragaman. Untuk itu      setiap anggota

masyarakat          dan          pemerintah          memberikan

penghormatan dan penghargaan yang wajar terhadap

kebhinekaan.

d. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan dasar

negara     Republik     Indonesia      harus     dihayati     dan

diamalkan secara nyata untuk menjaga kelestarian dan

keampuhannya demi terwujudnya tujuan nasional serta

cita-cita bangsa Indonesia, khususnya oleh setiap

penyelenggara       negara       serta       setiap       lembaga

kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan serta setiap

warga negara Indonesia. Dalam hal ini teladan para

pemimpin penyelenggara negara dan tokoh-tokoh

masyarakat merupakan hal yang sangat mendasar.

e. Pembangunan sebagai pengamalan Pancasila harus

menunjukkan keseimbangan fisik material dengan

pembangunan mental spiritual untuk menghindari


tumbuhnya materialisme dan sekulerisme. Dengan

memperhatikan kondisi geografi Indonesia, maka

strategi pembangunan harus adil dan merata di seluruh

wilayah untuk memupuk rasa persatuan bangsa dan

kesatuan wilayah.

f. Pendidikan Moral Pancasila ditanamkan pada diri anak

didik dengan cara mengintegrasikannya dalam mata

pelajaran lain, juga diberikan kepada masyarakat.



2. Pengaruh Aspek Politik

Politik berasal dari kata politics dan atau policy artinya

berbicara politik         akan mengandung makna kekuasaan

(pemerintahan) atau juga kebijaksanaan. Pemahaman itu

berlaku di Indonesia dengan tidak memisahkan antara politics

dan policy sehingga kita menganut satu paham yaitu politik.

Hubungan tersebut tercermin dalam fungsi pemerintahan

negara sebagai penentu kebijaksanaan serta aspirasi dan

tuntutan     masyarakat sebagai tujuan yang ingin diwujudkan

sehingga kebijaksanaan pemerintahan negara itu haruslah

serasi dan selaras dengan keinginan dan aspirasi masyarakat.

Politics di Indonesia harus dapat dilihat dalam konteks

Ketahanan Nasional ini yang meliputi dua bagian utama yaitu

politik dalam negeri dan politik luar negeri.

1. Politik Dalam Negeri

Politik dalam negeri adalah kehidupan politik dan

kenegaraan      berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang

mampu menyerap aspirasi dan dapat mendorong partisipasi

masyarakat dalam satu sistem, yang unsur-unsurnya terdiri dari

:

a. Struktur     Politik.     Merupakan     wadah     penyaluran

pengambilan     berupa kepentingan masyarakat dan

sekaligus      wadah     dalam     menjaring/pengkaderan

pimpinan nasional.


b. Proses       Politik.      Merupakan      suatu      rangkaian

pengambilan         keputusan         tentang         berbagai

kepentingan politik maupun kepentingan umum yang

bersifat nasional dan penentuan dalam pemilihan

kepemimpinan, yang puncaknya terselenggara dalam

pemilu.

c. Budaya     Politik.     Merupakan      pencerminan      dari

aktualisasi      hak     dan     kewajiban     rakyat     dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

yang dilaksanakan secara sadar dan rasional baik

melalui pendidikan politik maupun kegiatan-kegiatan

politik yang sesuai dengan disiplin nasional.

d. Komunikasi Politik. Merupakan suatu hubungan timbal

balik    antar     berbagai     kehidupan     bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara baik rakyat sebagai sumber

aspirasi maupun sumber pimpinan-pimpinan nasional.

2. Politik Luar Negeri

Politik luar negeri adalah salah satu sarana pencapaian

kepentingan nasional dalam pergaulan antar bangsa. Politik luar

negeri Indonesia berlandaskan pada Pembukaan UUD 1945

yakni melaksanakan       ketertiban dunia yang berdasarkan

kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial serta anti

penjajahan karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan

perikeadilan.

Politik luar negari merupakan proyeksi kepentingan

nasional kedalam kehidupan antar bangsa. Dijiwai oleh falsafah

negara Pancasila sebagai tuntutan moral dan etika, politik luar

negeri Indonesia       diabadikan kepada kepentingan nasional

terutama untuk pembangunan nasional. Dengan demikian politik

luar negeri merupakan bagian intergral dari strategi nasional

dan secara keseluruhan merupakan salah satu sarana

pencapaian tujuan nasional.

Politik luar negeri Indonesia adalah bebas dan aktif.

Bebas dalam pengertian bahwa Indonesia tidak memihak


kepada kekuatan-kekuatan yang pada dasarnya tidak sesuai

dengan kepribadian bangsa. Aktif dalam pengertian tidak

bersifat reaktif dan tidak menjadi objek percaturan internasional,

tetapi berperan serta atas dasar cita-cita bangsa yang tercermin

dalam Pancasila dan Pembukaan UUD 1945. heterogenitas

kepentingan bangsa-bangsa di dunia maka politik luar negeri

harus bersifat kenyal dalam arti bersikap moderat dalam hal

yang kurang prinsipil maupun tetap berpegang pada prinsip-

prinsip dasar seperti yang ditentukan dalam Pembukaan UUD

1945. Dinamika perubahan-perubahan hubungan antar bangsa

yang cepat dan tidak menentu di dunia maka dibutuhkan

kelincahan dalam arti kemampuan penyesuaian yang tinggi dan

cepat untuk menanggapi dan menghadapinya demi kepentingan

nasional.



Ketahanan Pada Aspek Politik

Ketahanan pada aspek politik diartikan sebagai kondisi

dinamik kehidupan politik bangsa yang berisi keuletan dan

ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan

kekuatan     nasional      dalam     menghadapi     dan     mengatasi

tantangan, gangguan, ancaman dan hambatan yang datang dari

luar maupun dari dalam negeri yang langsung maupun tidak

langsung untuk menjamin kelangsungan hidup politik bangsa

dan negara Republik Indonesia       berdasarkan Pancasila dan

Pembukaan UUD 1945.

a. Ketahanan Pada Aspek Politik Dalam Negeri

1) Sistem pemerintahan yang berdasarkan hukum, tidak

berdasarkan       kekuasaan       yang      bersifat      absolut,

kedaulatan ditangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya

oleh MPR sebagai penjelmaan seluruh rakyat

2) Mekanisme     politik     yang     memungkinkan         adanya

perbedaan pendapat, namun perbedaaan itu tidak

menyangkut nilai dasar sehingga tidak antagonistis yang


dapat menjurus pada konflik fisik. Disamping itu harus

dicegah timbulnya diktator mayoritas dan tirani minoritas.

3) Kepemimpinan nasional mampu mengakomodasikan

aspirasi yang hidup dalam masyarakat, dengan tetap

dalam lingkup Pancasila, UUD 1945 dan Wawasan

Nusantara.

4) Terjalin komunikasi dua arah antara pemerintah dengan

masyarakat     dan     antar     kelompok/golongan      dalam

masyarakat dalam rangka mencapai tujuan nasional dan

kepentingan nasional.

b. Ketahanan Pada Aspek Politik Luar Negeri

1) Hubungan         luar     negeri     ditujukan         untuk     lebih

meningkatkan kerjasama internasional di berbagai bidang

atas dasar saling menguntungkan, meningkatkan citra

positif Indonesia di luar negeri, memantapkan persatuan

bangsa dan keutuhan NKRI.

2) Politik luar negeri terus dikembangkan menurut prioritas

dalam      rangka      meningkatkan      persahabatan       dan

kerjasama antar negara berkembang dan atau dengan

negara maju sesuai dengan kemampuan dan demi

kepentingan      nasional.      Peranan      Indonesia      dalam

membina dan mempererat persahabatan dan kerjasama

antar bangsa yang saling menguntungkan perlu terus

diperluas dan ditingkatkan.

3) Citra positif Indonesia terus ditingkatkan dan diperluas

antara lain melalui promosi, peningkatan diplomasi dan

lobi internasional, pertukaran pemuda, pelajar dan

mahasiswa serta kegiatan olah raga.

4) Perkembangan, perubahan       dan gejolak dunia terus

diikuti dan dikaji denga seksama agar secara dini dapat

diperkirakan terjadinya dampak negatif yang dapat

mempengaruhi stabitlitas nasional serta menghambat

kelancaran     pembangunan     dan     pencapaian     tujuan

nasional.


5) Langkah       bersama       negara       berkembang       untuk

memperkecil ketimpangan dan ketidakadilan dengan

negara     industri     maju     perlu     ditingkatkan     dengan

melaksanakan perjanjian perdagangan internasioal serta

kerjasama       dengan       lembaga-lembaga        keuangan

internasional.

6) Perjuangan     mewujudkan     tatanan     dunia     baru dan

ketertiban     dunia     yang     berdasarkan     kemerdekaan,

perdamaian      abadi      dan      keadilan      sosial      melalui

penggalangan dan pemupukan solidaritas dan kesamaan

sikap       serta        kerjasama       internasional        dengan

memanfaatkan berbagai forum regional dan global.

7) Peningkatan kualitas sumberdaya          manusia perlu

dilaksanakan dengan pembenahan secara menyeluruh

terhadap sistem pendidikan, pelatihan dan penyuluhan

calon diplomat agar dapat menjawab tantangan tugas

yang dihadapinya. Disamping itu, perlu ditingkatkan

aspek-aspek     kelembagaan     dan     sarana     penunjang

lainnya

8) Perjuangan bangsa Indoesia di dunia yang menyangkut

kepentingan nasional seperti melindungi kepentingan

Indonesia dari kegiatan diplomasi negatif negara lain dan

hak-hak warga negara Indonesia di luar negeri perlu

ditingkatkan.



3. Pengaruh Pada Aspek Ekonomi

Perekonomian adalah salah satu aspek kehidupan

nasional yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan bagi

masyarakat , meliputi produksi, distribusi serta konsumsi barang

dan jasa. Usaha-usaha untuk meningkatkan         taraf hidup

masyarakat secara individu maupun kelompok serta cara-cara

yang     dilakukan     dalam     kehidupan     bermasyarakat     untuk

memenuhi kebutuhan.


Sistem perekonomian yang dianut oleh suatu negara

akan     memberi     corak     dan     warna     terhadap     kehidupan

perekonomian dari negara itu. Sistem perekonomian liberal

dengan orientasi pasar secara murni akan sangat peka

terhadap pengaruh-pengaruh yang datang dari luar. Di sisi lain,

sistem perekonomian sosialis dengan sifat perencanaan dan

pengendalian penuh oleh pemerintah, kurang peka terhadap

pengaruh dari luar. Kini tidak ada lagi sistem perekonomian

liberal murni dan atau sistem perekonomian sosialis murni

karena keduanya sudah saling melengkapi dengan beberapa

modifikasi didalamnya.

Sistem perekonomian yang dianut oleh bangsa Indonesia

mengacu kepada pasal 33 UUD 1945. Didalamnya menjelaskan

bahwa sistem perekonomian adalah usaha bersama berarti

setiap warga negara mempunyai hak dan kesempatan yang

sama dalam menjalankan roda perekonomian dengan tujuan

untuk       mensejahterakan        bangsa.        Dengan       demikian,

perekonomian tidak hanya dijalankan oleh pemerintah yang

diwujudkan dalam bentuk kegiatan badan-badan usaha negara,

namun     masyarakat     dapat     turut     serta     dalam     kegiatan

perekonomian dalam bentuk usaha-usaha swasta yang sangat

luas bidang usahanya. Koperasi adalah salah satu bentuk

usaha yang mungkin untuk dikembangkan yaitu suatu bentuk

usaha yang dilaksanakan atas dasar kekeluargaan. Di dalam

perekonomian Indonesia tidak dikenal adanya usaha monopoli

dan monopsoni baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun

swasta.

Secara makro sistem perkonomian Indonesia dengan

menggunakan terminologi nasional dapat disebut sebagai

sistem perekonian kerakyatan. Merujuk pasal 33 UUD 1945

maka kemakmuran yang dituju adalah kemakmuran rakyat

Indonesia seluruhnya, termasuk mereka yang ada di pulau-

pulau terpencil dan puncak-puncak gunung melalu pemanfaatan

sumber-sumber kekayaan alam yang ada.


Era globalisasi menuntut negara untuk senantiasa

mewaspadai      dan      tidak      mungkin      menutup      diri      dari

perkembangan      dan     perubahan      sistem     ekonomi     yang

mengglobal pula. Oleh karena itu, negara harus mampu

mengintegrasi ekonomi nasional dengan ekonomi global secara

adaptif dan dinamis sehingga diperoleh hasil optimal bagi

kepentingan nasional dan tujuan nasional.



Ketahanan Pada Aspek Ekonomi

Ketahanan ekonomi diartikan sebagai kondisi dinamik

kehidupan perekonomian bangsa yang berisi keuletan dan

ketangguhan       yang       mengandung       kemampuan       untuk

mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi serta

mengatasi     segala     ancaman,     gangguan,      hambatan     dan

tantangan yang datang dari luar maupun dari dalam negeri baik

yang langsung maupun tidak langsung untuk menjamin

kelangsungan hidup pereokonomian         bangsa dan negara

Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Wujud ketahanan ekonomi tercermin dalam kondisi

kehidupan       perekonomian      bangsa,       yang      mengandung

kemampuan memelihara stabilitas ekonomi yang sehat dan

dinamis serta kemampuan menciptakan kemandirian ekonomi

nasional     dengan     daya     saing     tinggi     dan     mewujudkan

kemakmuran rakyat yang adil dan merata. Dengan demikian,

pembangunan      ekonomi      diarahkan      kepada      mantapnya

ketahanan ekonomi melalui terciptanya iklim usaha yang sehat

serta pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi, tersedianya

barang dan jasa, terpeliharanya fungsi lingkungan hidup serta

meningkatkan daya saing dalam lingkup persaingan global.

Usaha untuk mencapai ketahanan ekonomi yang

diinginkan perlu upaya pembinaan terhadap berbagai hal yang

dapat menunjangnya antara lain yaitu :

a. Sistem     ekonomi      Indonesia      diarahkan      untuk     dapat

mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan yang adil dan


merata di seluruh wilayah nusantara melalui ekonomi

kerakyatan untuk menjamin kesinambungan pembangunan

nasional      kelangsungan      hidup      bangsa      dan      negara

berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

b. Ekonomi kerakyatan harus menghindarkan :

1) Sistem free fight liberalism yang hanya menguntungkan

pelaku ekonomi kuat dan tidak memungkinkan ekonomi

kerakyatan berkembang.

2) Sistem etatisme dalam arti bahwa negara beserta

aparatur ekonomi negara bersifat dominan          serta

mendesak dan mematikan potensi dan daya kreasi unit-

unit ekonomi diluar sektor negara.

3) Pemusatan kekuatan ekonomi pada satu kelompok

dalam bentuk monopoli yang merugikan masuarakat dan

bertentangan dengan cita-cita keadilan sosial.

c. Strukttur ekonomi dimantapkan secara seimbang dan saling

menguntungkan dalam keselarasan dan keterpaduan antar

sektor pertanian dengan perindustrian dan jasa.

d. Pembangunan     ekonomi     dilaksanakan      sebagai      usaha

bersama      atas      dasar      asas      kekeluargaan      dibawah

pengawasan anggota masyarakat, serta memotivasi dan

mendorong peran serta masyarakat secara aktif. Harus

diusahakan keterkaitan dan kemitraan antara para pelaku

dalam wadah kegiatan ekonomi yaitu Pemerintah, BUMN,

Koperasi, Badan Usaha Swasta, dan sektor informal untuk

mewujudkan     pertumbuhan,     pemerataan,     dan     stabilitas

ekonomi.

e. Pemerataan pembangunan dan pemfaatan hasil-hasilnya

senantiasa      dilaksanakan      melalui      keseimbangan      dan

keserasian pembangunan antar wilayah dan antar sektor.

f. Kemampuan bersaing harus ditumbuhkan secara sehat dan

dinamis dalam mempertahankan         serta meningkatkan

eksistensi kemandirian perekonomian nasional, dengam

memanfaatkan sumber daya nasional secara optimal dengan


sarana iptek tepat guna dalam menghadapi          setiap

permasalahan       serta       dengan       tetap       memperhatikan

kesempatan kerja.



4. Pengaruh Pada aspek Sosial Budaya

Istilah sosial budaya mencakup dua segi utama

kehidupan bersama manusia yaitu segi sosial dimana manusia

demi kelangsungan hidupnya harus mengadakan       kerjasama

dengan     manusia     lainnya.     Sementara     itu,     segi     budaya

merupakan keseluruhan tata nilai dan cara hidup yang

manifestasinya tampak dalam tingkah laku dan hasil tingkah

laku yang terlembagakan.

Pengertian sosial pada hakekatnya adalah pergaulan

hidup manusia dalam bermasyarakat yang mengandung nilai-

nilai kebersamaan, senasib, sepenanggungan dan solidaritas

yang merupakan unsur pemersatu. Adapun hakekat budaya

adalah sistem nilai yang merupakan hasil hubungan manusia

dengan cipta, rasa dan karsa yang menumbuhkan gagasan-

gagasan     utama     serta     merupakan     kekuatan     pendukung

penggerak      kehidupan.      Dengan      demikian,      kebudayaan

merupakan seluruh cara hidup suatu masyarakat yang

manifestasinya dalam tingkah laku dan hasil dari tingkah laku

yang dipelajari dari berbagai sumber. Kebudayaan diciptakan

oleh     faktor     organobiologis      manusia,     lingkungan      alam,

lingkungan psikologis dan lingkungan sejarah.

Masyarakat budaya membentuk pola budaya sekitar satu

atau beberapa fokus budaya. Fokus budaya dapat berupa nilai

dan norma religius, ekonomis atau nilai sosial kultural lain,

seperti misalnya ideologi modern, ilmu pengetahuan dan

teknologi.

a.Struktur Sosial di Indonesia

Dalam masyarakat, manusia hidup secara berkelompok

sesuai dengan fungsi, peran dan profesinya dengan maksud

untuk    memudahkan     kegiatan     menjalankan     tugas     dalam


keterkaitan, dengan kata lain, kehidupan masyarakat terstruktur

berdasarkan     peran     dan     fungsi     masing-masing     anggota

masyarakat. Pembangunan nasional di Indonesia selama ini

menghasilkan struktur sosial masyarakat yang cukup beragam.

Sejalan dengan modernisasi dan perkembangan iptek maka

fragmentasi kelompok dalam masyarakat semakin berkembang

baik secara horisontal sesuai bidang pekerjaan dan keahlian

maupun vertikal sesuai dengan tingkat pekerjaan dan keahlian.

Kehidupan masyarakat berdasarkan struktur peran dan

profesi melahirkan bentuk hubungan dan ikatan antar manusia

yang dapat mengagantikan hubungan keluarga. Hubungan

antar teman satu profesi terkadang lebih erat dibanding

hubungan antar saudara sekandung. Di sisi lain, melebarnya

struktur sosial secara horisontal menimbulkan keanekaragaman

aspirasi yang tidak mudah untuk diakomodasikan bersama.

b.Kondisi Sosial di Indonesia

- Kebudayaan Daerah

Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa dan

sub-etnis, yang masing-masing memiliki kebudayaannya

sendiri karena mereka biasanya hidup di daerah/wilayah

tertentu sehingga      disebut     kebudayaan     daerah.     Dalam

kehidupan sehari-hari, kebudayaan daerah sebagai suatu

sistem nilai yang menuntun sikap, perilaku dan gaya hidup,

merupakan identitas dan menjadi kebanggan dari suku bangsa

yang bersangkutan. Local genius adalah nilai-nilai budaya

yang tidak dapat dipengaruhi oleh budaya asing. Oleh karena

itu, local genius biasanya menjadi titik pangkal kemampuan

budaya daerah untuk menangkal dan atau menetralisir

pengaruh negatif budaya asing.

Kebudayaan yang ada di nusantara telah lama saling

berkomunikasi dan berintegrasi dalam kesetaraan. Dalam

kehidupan bernegara saat ini, dapat dikatakan bahwa

kebudayaan daerah merupakan kerangka dari kehidupan

sosial      budaya     bangsa      Indonesia.      Dengan     demikian,


perkembangan kehidupan sosial budaya bangsa tidak akan

terlepas dari perkembangan sosial budaya daerah.

- Kebudayaan Nasional

Kebudayaan bangsa Indonesia (kebudayaan nasional)

merupakan hasil (resultante) interaksi dari budaya daerah

yang kemudian diterima       sebagai nilai bersama seluruh

bangsa. Kebudyaan nasional juga bisa merupakan interaksi

antara budaya yang ada dengan budaya asing yang diterima

bersama seluruh bangsa. Hal yang penting dari interaksi itu

adalah inetraksi budaya harus berjalan wajar dan alamiah

tanpa paksaan dan dominasi budaya satu daerah terhadap

budaya lainnya.

Kebudayaan nasional merupakan identitas dan menjadi

kebanggaan Indonesia. Pancasila adalah falsafah bangsa

Indonesia maka nilai-nilai yang terkandung didalamnya

menjadi tuntunan dasar dari segenap sikap, perilaku dan gaya

hidup      bangsa      Indonesia.      Secara     umum,     gambaran

masyarakat Indonesia adalah sebagai berikut :

1. bersifat religius

2. bersifat kekeluargaan

3. bersifat hidup serba selaras

4. bersifat kerakyatan



- Integrasi Nasional

Komunikasi dan interaksi yang dilakukan oleh suku-suku

bangsa yang mendiami bumi nusantara ini, pada tahun 1928

menghasilkan aspirasi bersama untuk hidup bersama sebagai

satu bangsa satu tanah air yang menjunjung bahasa

persatuan. Secara yuridis, aspirasi itu terwujud pada 17

Agustus     1945     yaitu     dengan     proklamasi     kemerdekaan

Indonesia.

Kenyataan tersebut diatas menjadi faktor-faktor perekat

persatuan dan integrasi suku-suku bangsa yang ada di

nusantara menjadi satu bangsa Indonesia. Di masa depan,


upaya melestarikan sebagai satu bangsa harus dijadikan

semangat untuk keinginan hidup bersama guna meraih cita-

cita nasional.

- Kebudayaan dan Alam Lingkungan

Bangsa Indonesia sebagian besar sebenarnya terbiasa

hidup dekat dan dengan alam, yaitu sebagai petani, pelaut dan

pedagang antar pulau. Namun demikian, kedekatan itu baru

sebatas pemanfaatan sumber daya alam yang tidak dibarengi

dengan budaya untuk melestarikan alam demi kepentingan

masa depan. Oleh karena itu, sudah seharusnya diwajibkan

dengan sejumlah sangsi hukum kepada para pengusaha

eksplorasi dan eksploitasi sumber daya alam untuk senantiasa

menjaga kelestarian dan keseimbangan ekosistem yang ada.



Ketahanan Pada Aspek Sosial Budaya

Ketahanan di bidang sosial budaya diartikan sebagai

kondisi dinamik yang berisi keuletan dan ketangguhan yang

mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional

didalam     menghadapi     dan     mengatasi     segala     ancaman,

gangguan, hambatan dan tantangan baik yang datang dari

dalam maupun dari luar yang langsung maupun tidak langsung

membahayakan kelangsungan kehidupan sosial budaya bangsa

dan negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila

dan UUD 1945.

Wujud ketahanan sosial budaya nasional tercermin

dalam kehidupan sosial budaya          bangsa yang dijiwai

kepribadian      nasional      berdasarkan            Pancasila,      yang

mengandung kemampuan membentuk dan mengembangkan

kehidupan sosial budaya manusia dan masyarakat Indonesia.

Esensi pengaturan dan penyelenggaran         kehidupan sosial

budaya bangsa Indonesia adalah pengembangan kondisi sosial

budaya dimana setiap warga masyarakat dapat merealisasikan

pribadi dan segenap potensi manusiawinya yang dilandasi nilai-

nilai Pancasila




5. Pengaruh Pada Aspek Pertahanan dan Keamanan

Pertahanan       dan       keamanan       Indonesia       adalah

kesemestaan daya upaya seluruh rakyat Indonesia sebagai

satu sistem pertahanan dan keamanan dalam mempertahankan

dan mengamankan negara      demi kelangsungan hidup dan

kehidupan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pertahanan      dan     keamanan     dilaksanakan      dengan

menyusun, mengerahkan dan mengerakkan seluruh potensi

nasional termasuk kekuatan masyarakat di seluruh bidang

kehidupan nasional secara terintegasi dan terkoordinasi, yang

diadakan oleh pemerintah dan negara Indonesia dengan TNI

dan Polri sebagai inti pelaksana.

Ketahanan pertahanan dan keamanan diartikan sebagai

kondisi dinamik kehidupan pertahanan dan keamanan bangsa

Indonesia yang berisi keuletan dan ketangguhan          yang

mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional

didalam menghadapi ancaman, gangguan, hambatan dan

tantangan yang datang dari luar maupun dari dalam baik

langsung maupun      tidak    langsung     yang    membahayakan

identitas, integritas dan kelangsungan hidup         bangsa dan

Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila

dan UUD 1945.

Wujud ketahanan pertahanan dan keamanan tercermin

dalam kondisi daya tangkal bangsa yang dilandasi kesadaran

bela negara seluruh rakyat yang mengandung kemampuan

memelihara stabilitas pertahanan dan keamanan yang dinamis,

mengamankan      pembangunan      dan     hasil-hasilnya,      serta

kemampuan mempertahankan kedaulatan negara. Dengan kata

lain, adalah keuletan dan ketangguhan          bangsa dalam

mewujudkan kesiapsiagaan serta upaya bela negara, suatu

perjuangan rakyat semesta, dalam mana seluruh potensi dan

kekuatan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, militer dan

kepolisian disusun dan dikerahkan          secara terpimpin


terintegrasi dan terkoordinasi, untuk menjamin kelangsungan

sistem keamanan nasional (dulu dikenal dengan sishankamrata)

yang ditandai dengan :

a. Pandangan Bangsa Indonesia Tentang Perang dan

Damai. Bangsa Indonesia cinta damai dan ingin

bersahabat dengan semua bangsa di       dunia serta

tidak menghendaki terjadinya sengketa bersenjata

ataupun perang. Oleh karena itu, bangsa Indonesia

berhasrat dalam setiap penyelesaian pertikaian baik

nasional mauoun internasional selalu mengutamakan

cara-cara damai. Walaupun cinta damai, namun lebih

cinta kemerdekaan dan kedaulatannya. Bagi bangsa

Indonesia, perang adalah jalan terakhir yang terpaksa

harus ditempuh untuk mempertahankan ideologi dan

dasar      negara      Pancasila,      kemerdekaan      dan

kedaulatan negara Republik Indonesia serta keutuhan

bangsa.

b. Penyelenggaraan Pertahanan dan Keamanan Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

Landasan      idiilnya     adalah     Pancasila,     landasan

konstitusionalnya adalah UUD 1945, dan landasan

visionalnya adalah wawasan nusantara. Pertahanan

dan keamanan adalah hak dan kewajiban bangsa

untuk mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan

negara, keutuhan bangsa dan wilayah, terpeliharanya

keamanan nasional dan tercapainya tujuan nasional.

c. Petahanan dan Keamanan Negara Merupakan Upaya

Nasional Terpadu.

Hal itu berarti melibatkan seluruh potensi dan

kekuatan nasional. Setiap warga negara berhak dan

wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara yang

dilaksanakan          dengan     penuh     kesadaran     dan

tanggung jawab, kerelaan berjuang dan berkorban

dalam pengabdian kepada bangsa dan negara tanpa


mengenal menyerah. Upaya itu dirumuskan dalam

doktrin     yang     disebut     Doktrin     Pertahanan     dan

Kemanan Negara Republik Indonesia.

d. Pertahanan     dan     Keamanan      Negara      Republik

Indonesia        Diselenggarakan        dengan        Sistem

Keamanan Nasional (sishankamrata).

Hal    itu     berarti     bersifat     total,     kerakyatan     dan

kewilayahan. Pendayagunaan potensi nasional dalam

pengelolaan pertahanan dan keamanan nagara

dilakukan secara optimal dan terkoordinasi untuk

mewujudkan kekuatan dan kemampuan pertahanan

dan keamanan negara dalam keseimbangan dan

keserasian     antara kepentingan kesejahteraan dan

keamanan.

e. Segenap Kekuatan dan Kemampuan Pertahanan dan

Keamanan       Rakyat      Semesta.       Diorganisasikan

kedalam satu wadah tunggal yang dinamakan TNI

dan Polri.



Postur kekuatan hankam mencakup struktur kekuatan,

tingkat kemampuan dan gelar kekuatan. Untuk membangun

postur kekuatan terdapat empat pendekatan yang digunakan

yaitu ancaman, misi, kewilayahan, dan politik. Dalam konteks

itu perlu ada pembagian tugas dan fungsi yang jelas antara

masalah pertahanan dan masalah keamanan.

Pertahanan diarahkan untuk menghadapi ancaman dari

luarnegeri dan menjadi tanggung jawab TNI.

Keamanan diarahkan untuk menghadapi ancaman dari

dalam negeri      dan menjadi tanggung jawab Polri dengan

kemungkinan     TNI     dilibatkan     apabila     eskalasi     ancaman

meningkat ke keadaan darurat.

Konsepsi      pembangunan      kekuatan     hankam     perlu

mengacu kepada konsep wawasan nusantara, dimana hankam

diarahkan      kepada     upaya     pertahanan      seluruh      wilayah


kedaulatan NKRI. Di samping itu, kekuatan hankam perlu

antisipasif terhadap prediksi ancaman dari luar sejalan dengan

pesatnya perkembangan iptek militer yang telah menghasilkan

daya gempur yang tinggi dan jarak jangkau yang jauh.

Hakekat ancaman akan mempengaruhi kebijaksanaan

dan strategi pembangunan kekuatan hankam. Kekeliruan dalam

merumuskan hakekat ancaman akan mengakibatkan postur

kekuatan hankam yang kurang efektif dalam menghadapi

berbagai gejolak dalam negeri, bahkan tidak akan mampu untuk

melakukan       perang       konvensional.       Untuk       itu       perlu

dipertimbangkan pula        konstelasi geografi Indonesia dan

kemajuan iptek. Kedaulatan NKRI yang dua pertiga wilayahnya

terdiri dari laut, menempatkan laut dan udara diatasnya sebagai

mandala perang yang pertama kali akan terancam karena

digunakan sebagai ”initial point” untuk memasuki kedaulatan

Indonesia di darat. Ancaman dari luar senantiasa akan

menggunakan media laut dan udara diatasnya karena kondisi

geografi     Indonesia     sebagai     negara     kepulauan.     Dengan

demikian, pembangunan postur kekuatan hankam secara

proporsional dan seimbang antar unsur utama kekuatan

pertahanan yaitu, TNI AD, TNI AL dan TNI AU serta unsur

utama keamanan yaitu POLRI. Pesatnya kemajuan iptek

membawa     implikasi      meningkatnya      kemampuan     tempur

termasuk daya hancur dan jarak jangkau. Oleh karena itu,

ancaman masa depan yang perlu diwaspadai adalah serangan

langsung lewat udara dan laut oleh kekuatan asing yang

memiliki kepentingan terhadap Indonesia.

Di era globalisasi saat ini dan di masa mendatang tidak

menutup kemungkinan akan mengundang campur tangan asing,

dengan alasan menegakkan nilai-nilai HAM, demokrasi,

penegakan hukum dan lingkungan hidup, di balik kepentingan

nasional. Situasi seperti ini kemungkinan besar dapat terjadi

apabila unsur-unsur utama kekuatan hankam dan komponen

bangsa yang lain tidak mampu mengatasi permasalahan dalam


negeri. Untuk itu ancaman yang paling realistik adalah adanya

“link-up” antara kekuatan dalam negeri dengan luar negeri.

Geopolitik       yang       berubah       kearah       geoekonomi

mengandung implikasi semakin canggihnya upaya diplomasi

guna mencapai tujuan politik dan ekonomi. Pergeseran ini

seolah-olah tidak akan menimbulkan ancaman dari luar negeri

yang serius. Namun bila dikaji secara mendalam, justru

ancaman      yang      dihasilkan       dari      aktivitasnya       sangat

membahayakan integritas bangsa dan NKRI. Para pihak yang

berkepentingan dengan Indonesia akan menggunakan wahana

diplomasi dan membangun opini untuk mencari dukungan

internasional agar membenarkan tindakannya. Kemajuan iptek

informasi sangat memungkinkan untuk melakukan itu, terlebih

saat dunia internasional sedang dalam situasi “unbalance of

power”

Perkembangan      lingkungan      strategis.mengisyaratkan

bahwa pergeseran geopolitik kearah geoekonomi membawa

perubahan besar dalam penerapan kebijaksanaan dan strategi

negara di dunia      didalam mewujudkan kepentingan nasional

masing-masing. Penerapan cara-cara baru telah meningkatkan

eskalasi konflik regional dan konflik dalam negeri yang

mendorong keterlibatan kekuatan super power didalamnya.

Menyikapi dinamika perkembangan seperti itu, kita perlu

membangun      postur      kekuatan      hankam      yang     memiliki

profesionalisme yang tinggi untuk melaksanakan : pertama,

kegiatan intel strategi dalam semua aspek kehidupan nasional.

Kedua, melaksanakan upaya pertahanan darat, laut dan udara.

Ketiga : memelihara dan menegakkan keamanan dalam negeri

dan secara berlanjut dalam semua aspek kehidupan nasional

untuk. Keempat, membina potensi dan kekuatan wilayah dalam

semua     aspek     kehidupan     nasional      untuk     meningkatkan

ketahanan nasional. Serta kelima, memelihara stabilitas

nasional dan ketahanan nasional secara menyeluruh dan

berlanjut.


Dalam rangka mewujudkan postur kekuatan hankam

yang memiliki kemampuan daya bendung dan daya tangkal

yang    tinggi     terhadap     kemungkinan     ancaman     dari     luar

dibutuhkan anggaran yang sangat besar, di sisi lain kita

dihadapkan kepada berbagai keterbatasan. Dengan mengacu

kepada negara-negara lain yang membangun kekuatan hankam

melalui pendekatan misi yaitu hanya untuk melindungi diri

sendiri dan tidak untuk kepentingan invasi, barangkali konsep

”standing armed forces” secara proporsional dan seimbang

perlu dikembangkan      dengan susunan kekuatan pertahanan

keamanan negara (hankamneg) yang meliputi :

a. Perlawanan bersenjata yang terdiri atas bala nyata

yang merupakan kekuatan TNI yang selalu siap dan

yang dibina sebagai kekuatan cadangan serta bala

potensial yang terdiri atas Polri dan rakyat terlatih

(Ratih) sebagai fungsi perlawanan rakyat (Wanra).

b. Perlawanan tidak bersenjata yang terdiri atas rakyat

terlatih (Ratih) dengan        fungsi ketertiban umum

(Tibum), perlindungan rakyat (Linra) keamanan rakyat

(Kamra) dan perlindungan masyarakat (Linmas).

c. Komponen pendukung perlawanan bersenjata dan

tidak bersenjata sesuai dengan bidang profesinya

dengan pemanfaatan semua sumber daya nasional,

sarana dan prasarana serta perlindungan masyarakat

terhadap bencana perang dan bencana lainnya.



Ketahanan Pada Aspek Pertahanan dan Keamanan

a. Pertahanan dan Keamanan harus dapat mewujudkan

kesiapsiagaan serta upaya bela negara , yang berisi

ketangguhan,       kemampuan       dan       kekuatan       melalui

penyelenggaraan Siskamnas (Sishankarata) untuk menjamin

kesinambungan Pembangunan Nasional dan kelangsungan

hidup bangsa dan negara berdasarkan Pancasila dan UUD

1945.


b. Bangsa Indonesia cinta damai, akan tetapi lebih cinta

kemerdekaan      dan       kedaulatannya.       Mempertahankan

kemerdekaan bangsa dan mengamankan kedaulatan negara

yang mencakup wilayah tanah air beserta segenap isinya

merupakan suatu kehormatan demi martabat bangsa dan

negara. Oleh karena itu, haruslah diselenggarakan dengan

mengandalkan pada kekuatan dan kemampuan sendiri.

c. Pembangunan kekuatan dan kemampuan pertahanan dan

keamanan dimanfaatkan untuk menjamin perdamaian dan

stabilitas keamanan yang diabdikan untuk kesinambungan

Pembangunan Nasional dan kelangsungan hidup bangsa

dan negara.

d. Potensi nasional dan hasil-hasil pembangunan yang telah

dicapai harus dilindungi dari segala ancaman dan gangguan,

agar dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan

lahir dan bathin segenap lapisan masyarakat bangsa

Indonesia.

e. Perlengkapan dan peralatan untuk mendukung pembangunan

kekuatan dan kemampuan pertahanan dan keamanan

sedapat     mungkin harus dihasilkan      oleh industri dalam

negeri, pengadaan dari luar negeri dilakukan karena

terpaksa dimana indutri dalam negeri masih terbatas

kemampuannya. Oleh karena itu, iptek militer dalam negeri

senantiasa harus ditingkatkan kemampuannya.

f. Pembangunan dan penggunaan kekuatan dan kemampuan

pertahanan dan keamanan haruslah diselenggarakan oleh

manusia-manusia yang berbudi luhur, arif bijaksana,

menghormati Hak Asasi Manusia (HAM) dan menghayati

makna nilai dan hakikat perang dan damai. Kelangsungan

hidup       dan perkembangan hidup bangsa, memerlukan

dukungan manusia-manusia yang bermutu tinggi, tanggap

dan tangguh serta bertanggung jawab, kerelaan berjuang

dan berkorban demi kepentingan bangsa dan negara di atas

kepentingan golongan dan pribadi.


g. Sebagai tentara rakyat, tentara pejuang dan tentara

nasional, TNI berpedoman pada Sapta Marga yang

merupakan     penjabaran     Pancasila.     Sebagai     kekuatan

pertahanan, dalam keadaan damai TNI dikembangkan

dengan kekuatan kecil, profesional, efektif, efisien dan

modern bersama segenap kekuatan perlawanan bersenjata

dalam wadah tunggal TNI disusun dalam Siskamnas

(Sishankamrata) dengan strategi penangkalan.

h. Sebagai kekuatan inti Kamtibnas, Polri berpedoman kepada

Tri Brata dan Catur Prasetya dan dikembangkan sebagai

kekuatan yang mampu melaksanakan penegakkan hukum,

memelihara dan mewujudkan keamanan dan ketertiban

masyarakat.

i. Masyarakat secara terus menerus perlu ditingkatkan

kesadaran dan ketaatanya kapada hukum.

Dengan demikian ketahanan pertahanan dan keamanan

yang diinginkan adalah kondisi daya tangkal bangsa dilandasi

kesadaran bela negara seluruh rakyat yang mengandung

kemampuan memelihara stabilitas pertahanan dan keamanan

negara yang dinamis, mengamankan pembangunan dan hasil-

hasilnya serta kemampuan mempertahankan kedaulatan negara

dan menangkal segala bentuk ancaman.

sumber: http://dianawati799.blogspot.com/2013/06/sistem-ketahanan-nasional-pada-masa_9.html
http://gatot_sby.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/17766/draft-3.pdf



0 komentar:

Posting Komentar

 

Last But Not Least Template by Ipietoon Cute Blog Design