Januari 2015 | Last But Not Least

Rabu, 07 Januari 2015

Kesenian Wayang Potehi

Wayang Potehi di Museum Wayang, Jakarta
Masyarakat peranakan Tionghoa telah menjadi bagian tak terpisahkan dari bangsa Indonesia. Kesenian tradisional Tionghoa pun ikut memberi warna dalam budaya nusantara. Persenyawaan unsur budaya asal daratan Cina dengan karakter budaya lokal menghadirkan keunikan tersendiri dalam tradisi yang berkembang dalam masyarakat peranakan Tionghoa di Indonesia. Keunikan ini begitu kental terasa dalam seni pertunjukan tradisional wayang potehi.

Wayang potehi merupakan seni pertunjukan boneka tradisional asal Cina Selatan. “Potehi” berasal dari akar kata “pou” (kain), “te” (kantong), dan “hi” (wayang). Secara harfiah, bermakna wayang yang berbentuk kantong dari kain. Wayang ini dimainkan menggunakan kelima jari. Tiga jari tengah mengendalikan kepala, sementara ibu jari dan kelingking mengendalikan tangan sang wayang.

Diduga, akar dari kesenian wayang potehi telah berkembang selama kurang lebih 3.000 tahun. Bukti-bukti sejarah yang lebih kuat menunjukkan eksistensinya di Tionghoa telah ada sejak Dinasti Jin (265-420 M). Kesenian ini diperkirakan masuk ke nusantara bersama ekspedisi perdagangan sekitar abad ke-16. Seni wayang ini berkembang di berbagai daerah di Indonesia.

Kesenian tradisional ini mengalami pasang dan surut sepanjang perjalanan sejarahnya di bumi Indonesia. Di masa Presiden Soekarno, wayang potehi cukup populer di tengah masyarakat. Tetapi pada awal era Orde Baru, seni wayang ini menghilang dari kehidupan masyarakat. Pada masa itu, wayang potehi hanya dipertunjukkan di kalangan terbatas saja. Kesenian ini mulai menggeliat di tengah semangat kebebasan pada era reformasi. Wayang potehi mulai dipentaskan di berbagai tempat, bahkan merambah ke pusat-pusat perbelanjaan, khususnya saat Tahun Baru Imlek.

sumber: www.indonesiakaya.com


Perang Peletokan Bambu

Perang peletokan bambu merupakan permainan favorit anak-anak. Peletokan bambu merupakan sebuah alat permainan yang dibuat dari bambu dan sebatang kayu kecil dengan panjang 30cm dan dengan diameter 1/2-1cm, maka dari itu kenapa namanya disebut peletokan bambu. Peletokan dimainkan dengan mengisikan sebuah kertas kecil yang sudah dibasahi ke badan peletokan dan menembakannya dengan mendorongkan kertas tersebut dengan alat penembaknya.

 Permainan ini dapat dimainkan oleh banyak anak, bisa dilakukan secara perorangan atau grup sehingga siapa yang terkena tembakan maka orang tersebut telah gugur dalam permainan dan harus menunggu sampai permainan berakhir dan diketahui pemenangnya.

Meskipun terasa sedikit sakit saat tertembak, tetapi pemain dalam permainan ini tidak merasa ada dendam terhadap siapa yang telah menembaknya. Karena permainan ini mempunyai aturan yaitu semua pemain harus menembak sasaran musuh tidak lebih tinggi dari leher pemain.


Anak-anak zaman sekarang jarang sekali yang memainkan permainan ini. Gadget merupakan mainan anak-anak zaman sekarang. Sekalipun ada yang bermain, anak tersebut tidak membuat peletokan bambu itu dengan sendiri. Zaman dulu sebelum anak-anak yang mau bermain perang peletokan bambu tetapi belum punya peletokannya, maka anak-anak itu pasti membuat sendiri dulu bersama-sama.

Kamis, 01 Januari 2015

Reportase Razia Anjal dan Gepeng di Depok

Dalam rangka menyambut tahun baru dan penegakan Perda Kota Depok No.16 Tahun 2012 tentang Pembinaan dan Pengawasan Ketertiban Umum, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Pemerintah Kota (Pemkot) Depok akan melakukan penjaringan anak jalanan (anjal) dan gembel pengemis (gepeng) di beberapa titik di Kota Depok terutama di jalan-jalan protoko diantaranya di Lampu Merah Juanda 1, Lampu Merah Juanda 2, di lampu merah Pertigaan Ramanda, Lampu Merah Apotik, di Jalan Simpangan dan Cinere.

''Aksi para anjal dan gepeng di Kota Depok kian meresahkan dan mengganggu para pengguna jalan. Tidak hanya pengendara bermobil, tetapi mereka juga menyasar pengguna motor,'' ujar Nina Suzana, Kepala Satpol PP Pemkot Depok di balaikota Depok, Jawa Barat, Senin (29/12).

Nina mengatakan, operasi penjaringan ini akan dilakukan mulai dari Senin 29-31 Desember 2014. ''Artinya, mulai Senin (29/12) pihaknya akan mengerahan tim gabungan, yang terdiri dari satpol PP Pemkot Depok dan satpol pp Kecamatan, mengingat tidak semua lokasi dapat di jangkau. Namun tidak semua wilayah dapat dijangkau, maka dari itu kita kerahkan juga Satpol PP di Kecamatan untuk menjangkau pelosok-pelosok,'' tutur Nina.

Diutarakan Nina, Anjal dan gepeng yang terjaring nantinya, di minta untuk membuat pernyataan untuk tidak akan mengulangi kembali perbuatannya karena mengganggu ketertiban umum. Selain membuat surat pernyataan, Anjal dan Gepeng yang terjaring akan diserahkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Sosial (Disnakersos) Pemkot Depok untuk di bina agar tidak kembali lagi ke jalanan.


Sumber: nasional.republika.co.id

Reportase Banjir di Kabupaten Bandung






Banjir Kecamatan Baleendah
Banjir Kecamatan Dayeuhkolot
Curah hujan yang tinggi dan turun terus menerus membuat sungai Citarum meluap sehingga mengakibatkan banjir di kawasan sekitar sungai ini yaitu tepatnya di Kecamatan Baleendah dan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung.

Banjir terjadi mulai sejak hari Jumat (19/12) malam. Kelurahan Andir dan Baleendah di Kecamatan Baleendah dan Kelurahan Bojong Asih dan Cibodas merupakan kawasan yang terkena banjir dan yang paling parah yaitu di kawasan di Kelurahan Muara. Dan di kawasan itu pula terjadi pemadaman listrik selama empat hari sejak Minggu (21/12) sampai Rabu (24/12).

Banjir luapan sungai Citarum juga mengakibatkan jalan raya Banjaran di kawasan Dayeuhkolot dan Baleendah sehingga jalur dipindahkan ke jalur alternatif karena jalan tidak bisa dilintasi oleh kendaraan kecil. Akibatnya arus kendaraan menjadi sangat padat dan menyebabkan macet yang panjang di jalur alternative kendaraan. Tidak sedikit kendaraan yang kendaraannya mati karena sengaja menerobos banjir. Warga sekitar menggunakan perahu dayung untuk bepergian untuk berangkat bekerja.

Banjir disebabkan akibat curah hujan yang tinggi dan banyaknya aliran sungai yang terhambat akibat sampah sehingga aliran sungai tidak lancar dan akhirnya meluap. Ribuan rumah terendam banjir, maka dari itu banyak warga yang mengungsi di tenda dan posko pengungsian yang dibuat oleh PMI dan BPBD Kabupaten Bandung di GOR Baleendah dan tempat yang aman tidak terkena banjir.

Banjir pun perlahan mulai surut sejak hari Senin (29/12) dan surut total pada hari Selasa (30/12). Warga pun sudah memulai kembali dari posko pengungsian membersihkan rumah dan jalan sekitarnya dan memulai aktivitas seperti biasa.
 

Last But Not Least Template by Ipietoon Cute Blog Design